Perundungan di kalangan siswa merupakan masalah serius yang dapat berdampak buruk pada kesejahteraan mental dan emosional para siswa. Oleh karena itu, strategi sekolah dalam mencegah perundungan sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua siswa.
Menurut Dr. Dewi Retno Suminar, seorang pakar psikologi pendidikan, peran sekolah sangat besar dalam mencegah perundungan di kalangan siswa. “Sekolah harus memiliki strategi yang jelas dan terstruktur untuk mengatasi perundungan. Hal ini meliputi pembentukan komite anti perundungan, pelatihan bagi guru dan siswa tentang bahaya perundungan, serta penegakan sanksi bagi pelaku perundungan,” ujar Dr. Dewi.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh sekolah adalah dengan meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menghormati perbedaan dan menerima keberagaman. Menurut Prof. Bambang Suryadi, seorang ahli pendidikan, “Siswa perlu diajarkan nilai-nilai toleransi dan empati sejak dini agar mereka dapat menghargai teman sebayanya tanpa memandang perbedaan apa pun.”
Selain itu, melibatkan orangtua dalam upaya mencegah perundungan juga merupakan strategi yang efektif. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Harvard, anak-anak yang mendapat dukungan dan perhatian dari orangtua cenderung lebih mampu mengatasi tekanan sosial dan tidak mudah terpengaruh oleh perilaku perundungan.
Dalam mengimplementasikan strategi sekolah dalam mencegah perundungan, kerjasama antara sekolah, orangtua, dan masyarakat sangat diperlukan. “Komitmen dan keterlibatan semua pihak adalah kunci keberhasilan dalam menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari perundungan,” tambah Prof. Bambang.
Dengan adanya strategi yang kuat dan terpadu, diharapkan perundungan di kalangan siswa dapat diminimalkan dan para siswa dapat belajar dengan nyaman dan sejahtera. Sebuah lingkungan belajar yang aman dan mendukung akan membantu para siswa untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.