Hubungan yang harmonis antara kepala sekolah dan guru penggerak di sekolah merupakan kunci utama keberhasilan pendidikan di sebuah lembaga pendidikan. Menurut Dr. Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, hubungan yang baik antara kepala sekolah dan guru penggerak dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memotivasi siswa untuk belajar dengan semangat.
Dalam sebuah wawancara dengan Prof. Dr. Arief Rachman, seorang pakar pendidikan, beliau menyatakan bahwa kepala sekolah harus mampu membangun hubungan yang harmonis dengan guru penggerak di sekolah agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. “Kepala sekolah harus mampu menjadi pemimpin yang menginspirasi dan memberikan dukungan kepada guru penggerak dalam melaksanakan tugasnya,” ujar Prof. Arief.
Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah-sekolah yang memiliki hubungan yang harmonis antara kepala sekolah dan guru penggerak cenderung memiliki tingkat kelulusan yang lebih tinggi serta prestasi akademik yang lebih baik. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kerjasama dan dukungan antara kepala sekolah dan guru penggerak dalam mencapai tujuan pendidikan.
Namun, tidak semua sekolah mampu menciptakan hubungan yang harmonis antara kepala sekolah dan guru penggerak. Beberapa faktor seperti komunikasi yang kurang lancar, perbedaan visi dan misi, serta kurangnya apresiasi terhadap kinerja guru penggerak dapat menjadi hambatan dalam membangun hubungan yang baik di antara keduanya.
Oleh karena itu, penting bagi kepala sekolah dan guru penggerak untuk terus berkomunikasi secara terbuka dan jujur, saling mendukung dan menghargai perbedaan pendapat, serta saling memberikan apresiasi atas kontribusi masing-masing dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Dengan demikian, hubungan yang harmonis antara kepala sekolah dan guru penggerak dapat terjalin dengan baik dan memberikan dampak positif bagi seluruh pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan.